VARIABEL UTAMA
Kepercayaan
Diri
I.
PERMASALAHAN
Semua orang sebenarnya punya
masalah dengan istilah yang satu ini. Ada orang yang merasa telah kehilangan
rasa kepercayaan diri di hampir keseluruhan wilayah hidupnya. Mungkin terkait
dengan soal krisis diri, depresi, hilang kendali, merasa tak berdaya menatap
sisi cerah masa depan, dan lain-lain. Ada juga orang yang merasa belum
pede/percaya diri dengan apa yang dilakukannya atau dengan apa yang
ditekuninya.
Ada juga orang yang merasa kurang
percaya diri ketika menghadapi lawan jenis, situasi atau keadaan
tertentu. Berdasarkan praktek hidup, kita bisa mengatakan bahwa yang terakhir
itu normal dalam arti dialami oleh semua manusia.
II.
TUJUAN
a)
Untuk
mendapatkan penjelasan tentang penyebab seseorang itu tidak percaya diri
terhadap lawan jenisnya.
b)
Untuk
mendapatkan penjelasan tentang gambaran seseorang itu tidak percaya diri
terhadap lawan jenisnya.
c)
Untuk
mendapatkan penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang itu
tidak percaya diri terhadap lawan jenisnya.
III.
DASAR TEORI
1.
Definisi
variable
Kepercayaan
diri menurut martini dan adiyanti ( dalam alsa ,2006 :48 ) kepercayaan Diri
diartikan sebagai suatu keyakinan
seorang untuk mampu beprilaku sesuai dengan
Yang diharap dan di inginkan. Apabila seorang tidak
memiliki kepercayaan diri maka
Banyak masalah akan timbul karena kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian. Dari seseorang yang berfungsi penting untuk
mengaktualisasikan potensi yang dimiliki
Menurut
George dan Cristian kepercayaan pada diri sendiri adalah kemampuan berfikir
rasional (Rational belief) berupa keyakinan-keyakinan, ide-ide dan proses
berfikir yang tidak mengandung unsur keharusan yang menuntut individu sehingga
menghambat proses perkembangan dan ketika menghadapi problem atau persoalan
mampu berfikir ,menilai, menimbang, menganalisa, memutuskan dan melakukan. Rasa
Percaya diri (Self-confidence) adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari
diri. Rasa percaya diri juga disebut sebagai harga diri atau gambaran diri
(Santrock, 2003:336) Lautser (dalam
Alsa, 2006: 48) menyatakan Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan
yakin atas kemampuan sendiri sehingga individu yang bersangkutan tidak terlalu
cemas dalam setiap tindakan, dapat bebas melakukan hal-hal yang disukai dan
bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan, hangat dan sopan dalam
berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai orang lain,
memiliki dorongan berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan
diri. Menurut Corsini kepercayaan diri adalah kepercayaan terhadap kemampuan,
kapasitas serta pengambilan keputusan (judgement) yang terdapat dalam dirinya
sendiri (dalam Marko Santoso, 2005:54). Berdasar definisi-definisi yang telah
dikemukakan maka dapat disimpulkan kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau
perasaan yakin atas kemampuan sendiri sehingga individu yang bersangkutan tidak
terlalu cemas dalam setiap tindakan, dapat bebas melakukan hal-hal yang disukai
dan bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan.
2.
Aspek
Aspek Kepercayaan Diri
Menurut
Lauster (1997) orang yang memiliki kepercayaan diri yang positif adalah :
a.
Keyakinan
akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa
mengerti sungguh sungguh akan apa yang dilakukannya.
b.
Optimis
yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi
segala hal tentang diri, harapan dan kemampuan.
c.
Obyektif
yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala sesuatu sesuai
dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut
dirinya sendiri.
d.
Bertanggung
jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah
menjadi konsekuensinya.
e.
Rasional
dan realistis yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu kejadian
dengan mengunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai dengan
kenyataan.
3.
Faktor
faktor yang Mempegaruhi Terbentuknya Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal:
a)
Faktor internal, meliputi:
- Konsep diri. Terbentuknya keperayaan diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok.
Menurut Centi (1995),
konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai
rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya orang yang
mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.
- Harga diri. Meadow (dalam Kusuma, 2005 ) Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki harga diri tinggi akan menilai pribadi secara rasional dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan dengan individu lain.
Orang yang mempunyai harga
diri tinggi cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya
bahwa usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana menerima dirinya sendiri.
Akan tetapi orang yang mempuyai harga diri rendah bersifat tergantung, kurang
percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sosial serta pesimis dalam
pergaulan.
- Kondisi fisik. Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Anthony (1992) mengatakan penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri seseorang. Lauster (1997) juga berpendapat bahwa ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri yang kentara.
- Pengalaman hidup. Lauster (1997) mengatakan bahwa kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman yang mengecewakan adalah paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. Lebih lebih jika pada dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan kurang perhatian.
b) Faktor eksternal meliputi:
- Pendidikan. Pendidikan mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Anthony (1992) lebih lanjut mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.
- Pekerjaan. Rogers (dalam Kusuma,2005) mengemukakan bahwa bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta rasa percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga di dapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri.
- Lingkungan dan Pengalaman hidup. Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota kelurga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka semakin lancar harga diri berkembang (Centi, 1995). Sedangkan pembentukan kepercayaan diri juga bersumber dari pengalaman pribadi yang dialami seseorang dalam perjalanan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan psikologis merupakan pengalaman yang dialami seseorang selama perjalanan yang buruk pada masa kanak kanak akan menyebabkan individu kurang percaya diri (Drajat, 1995).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi rasa percaya diri pada seseorang menurut Hakim (2002:121) muncul
pada dirinya sebagai berikut:
- Lingkungan keluarga
Keadaan
keluarga merupakan lingkungan hidup yang pertama dan utama dalam kehidupan
setiap manusia, lingkungan sangat mempengaruhi pembentukan awal rasa percaya
diri pada seseorang. Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan seseorang
terhadap segala aspek kelebihan yang ada pada dirinya dan diwujudkan dalam
tingkah laku sehari-hari.
Berdasarkan
pengertian di atas, rasa percaya diri baru bisa tumbuh dan berkembang baik
sejak kecil, jika seseorang berada di dalam lingkungan keluarga yang baik,
namun sebaliknya jika lingkungan tidak memadai menjadikan individu tersebut
untuk percaya diri maka individu tersebut akan kehilangan proses pembelajaran
untuk percaya pada dirinya sendiri. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan
pertama dan utama yang sangat menentukan baik buruknya kepribadian seseorang.
Hakim
(2002:121) menjelaskan bahwa pola pendidikan keluarga yang bisa diterapkan
dalam membangun rasa percaya diri anak adalah sebagai berikut :
1)
Menerapkan
pola pendidikan yang demokratis
2)
Melatih
anak untuk berani berbicara tentang banyak hal
3)
Menumbuhkan
sikap mandiri pada anak
4)
Memperluas
lingkungan pergaulan anak
5)
Jangan
terlalu sering memberikan kemudahan pada anak
6)
Tumbuhkan
sikap bertanggung jawab pada anak
7)
Setiap
permintaan anak jangan terlalu dituruti
8)
Berikan
anak penghargaan jika berbuat baik
9)
Berikan
hukuman jika berbuat salah
10) Kembangkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki
anak
11) Anjurkan anak agar mengikuti kegiatan kelompok
di lingkungan rumah
12) Kembangkan hoby yang positif
13) Berikan pendidikan agama sejak dini
b)
Pendidikan formal
Sekolah bisa dikatan
sebagai lingkungan kedua bagi anak, dimana sekolah merupakan lingkungan yang
paling berperan bagi anak setelah lingkungan keluarga di rumah. Sekolah
memberikan ruang pada anak untuk mengekpresikan rasa percaya dirinya terhadap
teman-teman sebayanya.
Hakim (2002:122) menjelaskan bahwa
rasa percaya diri siswa di sekolah bisa dibangunn melalui berbagai macam bentuk
kegiatan sebagai berikut :
a)
Memupuk
keberanian untuk bertanya
b)
Peran
guru/pendidik yang aktif bertanya pada siswa
c)
Melatih
berdiskusi dan berdebat
d)
Mengerjakan
soal di depan kelas
e)
Bersaing
dalam mencapai prestasi belajar
f)
Aktif
dalam kegiatan pertandingan olah raga
g)
Belajar
berpidato
h)
Mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler
i)
Penerapan
disiplin yang konsisten
j)
Memperluas
pergaulan yang sehat dan lain-lain
c)
Pendidikan non formal
Salah
satu modal utama untuk bisa menjadi seseorang dengan kepribadian yang penuh
rasa percaya diri adalah memiliki kelebihan tertentu yang berarti bagi diri
sendiri dan orang lain. Rasa percaya diri akan menjadi lebih mantap jika
seseorang memiliki suatu kelebihan yang membuat orang lain merasa kagum.
Kemampuan atau keterampilan dalam bidang tertnetu bisa didapatkan melalui
pendidikan non formal misalnya : mengikuti kursus bahasa asing, jurnalistik,
bermain alat musik, seni vokal, keterampilan memasuki dunia kerja (BLK),
pendidikan keagamaan dan lain sebagainya. Sebagai penunjang timbulanya rasa
percaya diri pada diri individu yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi rasa percaya diri yang lain menurut Angelis (2003:4) adalah
sebagai berikut:
Kemampuan pribadi: Rasa
percaya diri hanya timbul pada saat seseorang
mengerjakan sesuatu yang memang mampu dilakukan.
Keberhasilan seseorang:
Keberhasilan seseorang ketika mendapatkan apa yang selama ini diharapkan dan
cita-citakan akan menperkuat timbulnya rasa percaya diri.
Keinginan: Ketika
seseorang menghendaki sesuatu maka orang tersebut akan belajar dari kesalahan
yang telah diperbuat untuk mendapatkannya.
Tekat yang kuat: Rasa
percaya diri yang datang ketika seseorang memiliki tekat yang kuat untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri
adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kemampuan yang
dimiliki individu dalam mengerjakan sesuatu yang mampu dilakukannya,
keberhasilan individu untuk mendapatkan sesuatu yang mampu dilakukan dan
dicita-citakan, keinginan dan tekat yang kuat untuk memperoleh sesuatu yang
diinginkan hingga terwujud. Faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga di mana
lingkungan keluarga akan memberikan pembentukan awal terhadap pola kepribadian
seseorang. Yang kadua adalah lingkungan formal atau sekolah, dimana sekolah
adalah tempat kedua untuk senantiasa mempraktikkan rasa percaya diri individu
atau siswa yang telah didapat dari lingkungan keluarga kepada teman-temannya
dan kelompok bermainnya. Yang ketiga adalah lingkungan pendidikan non formal
temapat individu menimba ilmu secara tidak langsung belajar
ketrampilan-keterampilan sehingga tercapailah keterampilan sebagai salah satu
faktor pendukung guna mencapai rasa percaya diri pada individu yang
bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar