My Sweet Gallery

Rabu, 02 Maret 2011

TATA KRAMA PERGAULAN DENGAN DOSEN

Dalam tata krama masyarakat Jawa dikenal ungkapan ”Guru, ratu, wong   atau karo”. Ini mengandung arti bahwa guru, menurut urutan kata-katanya,   adalah orang yang pertama-tama harus dihormat, kemudian berturut-turut   raja dan orang tua. Agaknya ini tidaklah berlebihan, karena gurulah  yang  memberikan pengetahuan, kepandaian, ketrampilan sebagai bekal  hidup.  Setiap guru selalu dengan ikhlas berusaha agar anak didiknya  menjadi  orang yang berguna bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.  Oleh  karena itu, setiap mahasiswa hendaknya memiliki rasa hormat  kepada  guru/dosen. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pergaulan  dengan  dosen:


Tunjukkanlah sikap hormat dan gunakanlah bahasa yang halus dan sopan,   jika sedang berhadapan / berbicara dengan dosen. Jika perkuliahan  sedang  berlangsung, curahkanlah seluruh perhatian kepada dosen,  janganlah  berbuat gaduh atau bercakap-cakap karena hal itu di samping  mengganggu  ketenangan, juga sangat menyinggung perasaan dosen.  Pertanyaan atau  tanggapan mengenai materi perkuliahan hendaknya  dikemukakan secara  sopan, jangan sampai timbul kesan mahasiswa lebih  tahu dari dosen atau  mengajarinya. Usahakanlah untuk tidak keluar  ruangan belajar (misalnya  ke kamar kecil). Kalaupun sangat terpaksa,  minta izin terlebih dahulu  pada waktu dosen tidak berbicara.
Saling berbisik terus menerus sambil masing-masing memandang pada dosen   pada waktu dosen sedang berbicara (misalnya menyajikan kuliah) juga   dipandang kurang sopan dan dosen bisa tersinggung karenanya. Hendaklah   sudah berada di dalam ruangan sebelum dosen datang masuk. Jika   terlambat, mintalah maaf sambil memberikan alasan yang tepat.   Kerjakanlah setiap tugas dari dosen dengan sebaik-baiknya.


Tidak ada komentar:

Komentar Anda

Tulislah dengan kata - kata Sopan

KENANGAN