My Sweet Gallery

Sabtu, 25 April 2009

BAB IV

MATERIAL HANDLING PRODUKSI

Setiap perusahaan industri mau tidak mau akan terlibat dalam masalah transportasi (pengangkutan) bahan atau yang disebut dengan material handling (penanganan bahan). Transportasi dalam hal ini adalah bagaimana cara yang terbaik untuk memindahkan bahan dari satu tempat proses produksi ke tempat proses produksi yang lain.

Secara garis besar transportasi dalam masalah material handling ini adalah memindahkan bahan dari mobil pengangkut ke gudang bahan mentah, kemudian dipindahkan ke bagian operasi pertama, dan selanjutnya ke tempat operasi yang lain, dan akhirnya menuju gudang barang jadi dan diangkut ke mobil pengangkut.

Pada dasarnya langkah transportasi adalah tidak produktif, karena pada langkah ini bahan tidaklah mendapat perubahan bentuk atau penaikan nilai, sehingga sebenarnya akan mengurangi efesiensi produksi. Salah satu cara untuk menaikkan efesiensi produksi, adalah dengan mengurangi langkah transportasi.

Menghilangkan transportasi, tidaklah mungkin dilakukan. Maka cara adalah dengan melakukan hands-off, yaitu menekan jumlah ongkos yang dikeluarkan untuk biaya transportasi.

Menekan jumlah ongkos transportasi dapat dilakukan dengan cara menghapus langkah transportasi, mekanisasi, atau meminimasi jarak.


4.1 Perhitungan Ongkos Material Handing

Di dalam merancang Tata Letak Pabrik, maka aktivitas pemindahan bahan (material handling) merupakan salah satu faktor yang cukup penting untuk diperhatikan dan diperhitungkan. Aktivitas pemindahan tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam suatu operasi. Selanjutnya hal yang harus diperhatikan adalah type lay out yang akan digunakan.

Ongkos material handling adalah ongkos yang dikeluarkan untuk melakukan pemindahan material dari satu departemen menuju departemen yang lain untuk dilakukannya proses produksi selanjutnya.

Beberapa aktivitas pemindahan bahan yang perlu diperhitungkan adalah sebagai berikut

  • Pemindahan bahan dari gudang bahan baku (Receiving) menuju departemen fabrikasi maupun departemen assembling.
  • Pemindahan bahan yang terjadi dari satu departemen menuju departemen yang lainnya.
  • Pemindahan bahan dari departemen assembling menuju gudang bahan jadi (Shipping)
  • Alat Angkut yang Dipergunakan

Pemilihan jenis alat angkut didasari terhadap besar beban material yang harus dipindahkan, dimana jenis alat angkut yang dipergunakan bergantung pada spesifikasi alat angkut dalam melakukan operasinya. Beberapa alat-alat angkut yang biasa dipergunakan adalah :

· Alat angkut dengan menggunakan tenaga manusia (0 - 5 kg)

· Alat angkut dengan menggunakan walky fallet (5 - 30 kg)

· Alat angkut dengan menggunakan lift truck (di atas 30 kg)

Setelah ditentukan alat angkut yang akan digunakan, maka selanjutnya dapat ditentukan ongkos alat angkut berdasarkan jarak tempuh (meter gerakan).

/ Jarak pengangkutan

Jarak akan mempengaruhi terhadap ongkos dalam hal mengkompensasikan besarnya ongkos yang harus dikeluarkan dalam setiap kali pemindahan material. Perhitungan OMH ini merupakan perhitungan tahap ertama, karena akan dilakukan lagi perhitungan OMH yang merupakan revisi dari perhitungan tahap pertama. Pada perhitungan tahap pertama ini, jarak antara departemen yang mengalami aktivitas pengangkutan diasumsikan berdampingan. Selain itu untuk mengoptimalkan jarak antar aktivitas tersebut, maka letak departemen untuk sementara diasumsikan berbentuk bujursangkar dan berdampingan.

Departement

A

Departement

B

Berdasarkan jumlah kapasitas produksi yang harus ditangani, maka ongkos material handling awal di PT. SAGA HAMBALI PERKASA dapat dilihat pada lampiran.

4.2 Perhitungan From To Chart

Data from to chart didapat dari ongkos material handling yang didapat dari tabel ongkos material handling. Seluruh ongkos yang dikeluarkan dimasukkan satu persatu ke setiap kolom yang sesuai dengan arah perpindahan material.

Berdasarkan ongkos material handling yang telah dibuat sebelumnya, maka dengan memasukkan data ongkos berdasarkan arah perpindahannya akan didapat from to chart untuk produksi Kemeja dan celana panjang yang akan diproduksi. Perlu untuk diingat, bahwa rasio-rasio yang terjadi akan menjadi patokan untuk dilakukannya revisi tata letak fasilitas.

Cara pengisian from to chart :

· Perhatikan total ongkos dari tabel OMH, kemudian maukkan nilai total ongkos tersebut disesuaikan dengan pengangkutan bahan dari satu tempat ke tempat lainnya.

· Jumlah total ongkos setiap baris dan setiap kolom juga total ongkos secara keseluruhan.

From to chart untuk produksi Celana Panjang dan Kemeja di PT. GUMINDO ALAM RAYA pada lampiran.

4.3 Perhitungan Out Flow dan In Flow

Dari hasil from to chart, maka untuk perhitungan out flow didapat ratio antara ongkos yang keluar dari suatu departemen ke departemen lainnya. Secara matematika dapat dirumuskan sebagai berikut.

Ongkos di departemen yang dituju

Out Flow Ratio =

Ongkos yang keluar dari departemen yang dituju

Sedangkan untuk perhitungan in flow, maka akan didapat ratio antara ongkos yang masuk ke suatu departemen dari departemen lainnya. Secara matematika dapat dirumuskan sebagai berikut.

Ongkos di departemen yang dituju

In Flow Ratio =

Ongkos yang masuk ke departemen yang dituju

Berdasarkan ongkos material handling yang telah dibuat sebelumnya, maka dengan memasukkan data ongkos berdasarkan arah perpindahannya akan didapat out flow, dan in flow untuk produksi celana dan kemeja panjang yang akan diproduksi. Perlu untuk diingat, bahwa ratio-ratio yang terjadi akan menjadi patokan untuk dilakukannya revisi tata letak fasilitas.

Out flow dan in flow untuk produksi celana panjang dan kemeja di PT. GUMINDO ALAM RAYA dapat dilihat pada lampiran.

4.4 Tabel Skala Prioritas

Tata letak fasilitas akan berpengaruh sekali terhadap besarnya biaya yang dikeluarkan untuk penanganan material. Biaya ini dapat ditekan dengan memanfaatkan tabel skala prioritas yang dibuat berdasarkan hasil ratio ongkos keluar masuknya material handling.

Sehingga dengan kata lain Tabel Skala Prioritas adalah suatu tabel yang menggambarkan urutan prioritas antara departemen dalam suatu lintas/lay-out produksi. Tabel skala prioritas ini didapat setelah menghitung out flow dan in flow. Dimana prioritas diurutkan berdasarkan harga koefisien ongkosnya.

Tujuan dari dibuatnya tabel skala prioritas adalah sebagai berikut :

v Untuk meminimumkan ongkos

v Untuk memperkecil jarak handling

v Untuk mengoptimalkan layout

Dengan menyusun secara rangking dari ongkos terbesar hingga terkecil, maka tabel skala prioritas untuk produksi Celana panjang dan kemeja di PT. GUMINDO ALAM RAYA dapat dilihat pada lampiran.

4.5 Activity Relationship Diagram

Activity Relationship Diagram adalah diagram hubungan antar aktivitas (departemen/mesin) berdasarkan tingkat prioritas kedekatan, sehingga diharapkan ongkos handling minimum.

Dasar untuk membuat Activity Relationship Diagram yaitu tabel skala prioritas, jadi yang menempati prioritas pertama pada tabel skala prioritas harus didekatkan letaknya lalu diikuti prioritas berikutnya.

Perlu untuk diingat bahwa hasil dari Activity Relationship Diagram adalah belum tentu yang terbaik, untuk itu maka sebagai kelanjutannya adalah melakukan revisi kembali sehingga akan didapat tata letak fasilitas yang menghasilkan ongkos transportasi yang rendah.

Berdasarkan dari hasil penyeleksian terhadap Tabel Skala Prioritas, maka Activity Relationship Diagram untuk produksi Celana panjang dan Kemeja di PT. SAGA HAMBALI PERKASA dapat dilihat pada halaman berikut :

4.6 Revisi Ongkos Material Handling

Revisi dilakukan untuk akhirnya mendapatkan tata letak fasilitas yang menghasilkan ongkos penanganan material yfang sekecil mungkin. Hal ini mungkin menjadi salah satu strategi perusahaan untuk memperkecil biaya produksi sehingga dapat diusahakan untuk mengurangi harga pokok penjualan sehingga dapat menambah keuntungan perusahaan.

Revisi untuk ongkos material handling dilakukan dengan melihat activity relationship diagram yang sebelumnya dengan mencari alternatif jarak terkecil dari satu departemen menuju departemen lain.

Berdasarkan hasil penyeleksian jarak terkecil antar departemen, maka didapat ongkos material handling revisi yang dapat dilihat pada halaman berikut :

4.7 Revisi From To Chart

Dengan melihat revisi ongkos material handling, maka dapat dilakukan revisi pada from to chart dengan melakukan langkah-langkah yang sama pada pengerjaan from to chart sebelumnya.

Untuk from to chart revisi dapat dilihat pada lampiran

4.8 Revisi Out Flow dan In flow

Dengan melihat form to chart revisi, maka dapat dilakukan revisi pada out flow dan in flow dengan melakukan langkah-langkah yang sama pada pengerjaan out flow dan in flow sebelumnya.

Untuk out flow dan in flow revisi dapat dilihat pada lampiran.

4.9 Tabel Skala Prioritas Revisi

Dengan melihat out flow revisi atau in flow revisi, maka dapat dilakukan penyusunan tabel skala prioritas revisi dengan langkah-langkah pengerjaan yang sama pada pengerjaan tabel skala prioritas sebelumnya.

Untuk tabel skala prioritas revisi dapat dilihat pada lampiran

4.10 Revisi Activity Relationship Diagram

Revisi yang dilakukan adalah dengan melakukan langkah-langkah yang sama seperti di atas, sehingga akhirnya mendapatkan activity relationship diagram revisi dengan melihat tabel skala prioritas revisi untuk menyusun letak antar departemen.


Selasa, 21 April 2009

ASPEK MANAJEMEN & ORGANISASI

BAB III
ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI


Perusahaan adalah lembaga yang dijalankan dan diorganisir untuk menyediakan barang atau jasa bagi konsumen dengan motif untuk mendapatkan profit. Organisasi merupakan salah satu fungsi manajemen yang menangani masalah rumah tangga perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Sehingga dengan kata lain, keberhasilan suatu perusahaan tergantung kepada pengelolaan organisasinya.
Struktur organisasi yang baik merupakan modal dasar pengelolaan organisasi yang baik, karena dengan adanya struktur organisasi maka kedudukan seseorang, wewenang, tugas dan tanggung jawabnya menjadi jelas. Struktur organisasi tergantung terhadap bentuk bentuk badan hukum yang dianut oleh perusahaan tersebut.

3.1 Bentuk Badan Hukum
Badan hukum suatu usaha merupakan bentuk untuk mendapatkan kelancaran proses produksi seperti yang dikehendaki semula dalam kaitannya dengan status yang formal. Pemilihan bentuk badan hukum dan struktur organisasi dalam perusahaan merupakan suatu hal yang diputuskan melalui rapat umum dari investor dan anggota dari organisasi.
Atas dasar hak dan kewajiban para pemilik terhadap harta dan utang perusahan, maka organisasi perusahaan dapat dibedakan ke dalam empat macam bentuk organisasi yaitu :

a. Perusahaan Perseroan (Single Partnership)
b. Perusahaan Firma dan Perseroaan Komanditer (Partnership)
c. Perusahaan dengan bentuk Perseroan Terbatas (Corporation)
d. Perusahaan dengan bentuk Koperasi (Cooperative)


3.1.1 Kriteria Badan Hukum
Penentuan bentuk badan hukum harus didasari oleh pertimbangan dan pernilaian terhadap jenis badan hukum yang diakui. Pertimbangan untuk memilih bentuk badan hukum tidak boleh atas pertimbangan ekonomi saja, namun juga harus didasari oleh pertimbangan lain baik sosial ataupun budaya.
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan untuk memilih bentuk badan hukum:
  1. Tipe usaha yang akan didirikan
  2. Harus mempertimbangakan luas operasi perusahaan
  3. Harus mempertimbangakan luas pasar yang akan dilayani
  4. Modal yang harus dimiliki
  5. Resiko pemilikan
  6. Keuntungan yang diinginkan
  7. Cara pembagian keuntungannya
  8. Umur perusahaan
  9. Manajemen

Beberapa jenis bentuk badan hukum :
a. PERUSAHAAN PERORANGAN
Perusahaan perorangan biasanya merupakan perusahaan kecil. Pemilik dan manajernya satu orang, pemilik perusahaan memperoleh seluruh keuntungan, resikonya juga ditanggung sendiri.
Kebaikan :
• Pendiriannya mudah
• Cara bekerjanya sederhana
• Pemilik menerima semua keuntungan
• Manajernya sangat fleksibel
Keburukan :
• Tanggung jawabnya tidak terbatas
• Umur perusahaan tidak dapat ditentukan
• Untuk mendapatkan modal tambahan sangat sulit


b. FIRMA
Firma merupakan badan usaha yang dimiliki dua orang atau lebih dan hubungannya (pemilik firma) erat satu dengan yang lainnya, dan semua anggota firma dapat bertindak atas nama firma. Semua resiko ditanggung bersama dan tidak terbatas. Pembangian keuntungannya berdasarkan jumlah modal yang ditanam pada firma.
Kebaikan :
• Pendiriannya tidak sulit
• Kemampuan permodalannya lebih besar dibandingkan perusahaan perorangan
• Keputusan yang diambil akan lebih baik dikarenakan terdiri dari beberapa orang
• Mempunyai status hukum
• Pembagian pekerjaan diantara anggota firma biasanya berdasarkan keahlian masing-masing
Keburukan :
• Tanggung jawab terhadap hutang-hutang perusahaan tidak terbatas
• Kontinuitas (kelanjutan umur perusahaan) tidak tetap / tidak terjamin karena kalau seseorang anggotanya keluar, firma akan bubar

c. CV
CV merupakan bentuk perjanjian kerja sama antara beberapa orang (beberapa pengusaha) yang memberikan (menyerahkan) uangnya untuk dipakai/digunakan/ dijalankan dalam persekutuan. Penyerahan modal oleh anggota CV tidak sama karena dalam CV ada dua sekutu yaitu sekutu komplementer dan sekutu komanditer. Sekutu komplementer yaitu sekutu/orang yang bersedia memimpin perusahaan dan bertanggung jawab penuh denagn kekayaan pribadinya. Sekutu komanditer yaitu sekutu yang menyerahkan uang untuk CV tetapi tidak ikut bekerja dan hanya bertanggung jawab sebatas uang yang ditanamkan.

Kebaikan :
  1. Pendiriannya relatif mudah
  2. Modal yang dikumpulkannya cukup banyak
  3. Kemampuan untuk mendapatkan kredit (pertambahan modal) juga relatif mudah
  4. Kesempatan untuk ekspansi (memperluas perusahaan) besar

Keburukan :
  1. Tanggung jawabnya tidak terbatas (untuk sekutu komplementer)
  2. Kelangsungan hidup perusahaan tidak tentu
  3. Sulit untuk menarik modal yang telah ditanamkan

d. PT (PERSEROAN TERBATAS)
Pada PT. antara pemilik dengan yang mengelolanya terpisah. Merupakan badan usaha yang mempunyai kekayaan, hak dan kewajiban tersendiri. Tanda pemilikannya biasanya ditandai dengan pemilikan saham.

Kebaikan :
• Umur perusahaan akan lebih lama
• Tanggung jawab pemegang saham terbatas sehingga tidak menimbulkan resiko untuk kekayaan pribadi
• Saham dapat diperjual belikan
• Dapat dengan mudah untuk memenuhi kebutuhan modal sehingga untuk perluasan perusahaan akan lebih mudah

Kekurangan :
• Biaya pendiriannya relatif mahal
• Kurangnya hubungan antara pemegang saham untuk itu diperlukan suatu dewan komisaris

3.1.2 Nama Badan Hukum
Pemilihan badan hukum berdasarkan atas pertimbangan dan penilaian terhadap jenis-jenis bahan hukum yang ada, maka untuk perusahaan ini dipilih badan hukum yang berbentuk Perseroan Terbatas. Pemilihan bentuk badan hukum ini disebabkan bentuk badan hukum ini memiliki beberapa alasan, yaitu sebagai berikut :
° Modal
Dalam hal ini perseroan terbatas, dapat memperoleh tambahan modal dengan melakukan go-public, yaitu dengan melakukan penjualan saham perusahaan kepada masyarakat.
° Resiko
Karena perseroan terbatas telah menjual sebagian sahamnya ke orang lain, maka segala jenis resiko yang terkena ke dalam perusahaan menjadi tanggung jawab
seluruh pemegang saham.
° Pajak
Dengan memilih bentuk badan hukum ini, maka pajak yang dibebankan kepada perusahaan, menjadi tanggung jawab seluruh pemegang saham.

3.2 Nama dan Lokasi Perusahaan
Nama perusahaan yang akan dibuat adalah PT. LEOSCORP WICIDITA TEXINDO yang bergerak dalam pembuatan kemeja dan celana panjang, yang mempunyai lokasi pabrik di Gede Bage serta mempunyai daerah pemasaran Tokyo.

3.3 Struktur Organisasi
Pembuatan struktur organisasi yang sesuai terhadap bentuk perusahaan haruslah yang sesuai, hal ini dipertimbangkan pada beberapa aspek, yaitu sebagai berikut :
• Lingkungan
• Perkembangan keahlian
• Kesempatan berkarir
• Jaringan kordinasi
• Kewenangan
• Tanggung jawab
• Tugas

Macam-macam Struktur Organisasi :
1. Struktur Organisasi Garis (Line)
2. Struktur Organisasi Staff (Staffing)
3. Struktur Organisasi Garis dan Staff (Line dan Staffing)

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka untuk perusahaan pembuatan tool box CRISMOEN ini diambil struktur organisasi dengan jenis Line and Staffing Organization.
Yang dimaksud dengan bentuk struktur line and staffing organization adalah suatu bentuk struktur organisasi dimana organisasi garis berada pada sumber primer wewenang dan melaksanakan fungsi-fungsi pokok organisasi, sementara staf membantu dan memberi nasihat pada garis. Staf adalah sebagai pembantu bagi eksekutif.

Struktur organisasi PT. LEOSCORP WICIDITA TEXINDO dapat dilihat pada halaman berikut.


3.4 JOB DESCRIPTION (DESKRIPSI KERJA)

Struktur organisasi PT. GUMINDO ALAM RAYA, terdiri dari : Dewan Komisaris, Direktur, dan unsur pembantu pimpinan yang meliputi Manager Pemasaran, Manager Produksi, Manager Administrasi dan Keuangan, Manager Personalia dan Umum.
Tugas unsur pengawasan menurut masing-masing dari fungsinya, adalah sebagai berikut :
1. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris merupakan pemegang saham dari perusahaan.
Tugas dan wewenangnya :
  1. Menentukan siapa yang merupakan anggota dewan direksi.
  2. Menentukan serta menetapkan imbalan jasa/gaji para manajer dan direktur.
  3. Menyetujui, mengesahkan atau menolak planning yang diajukan direktur.
  4. Menentukan dan menyetujui rencana perusahaan dalam kegiatan jangka panjang dan semua kebijaksanaan pokok.
  5. Memikul tanggung jawab terhadap para pemegang saham.
  6. Mengendalikan pengeluaran/penggunaan modal investasi dan pemanfaatan harta yang dipercayakan pada penanam modal.
  7. Mengendalikan keseluruhan operasi/aktivitas tahunan.
  8. Melakukan pengawasan dan mengevaluasi hasil yang diperoleh perusahaan.
  9. Melaksanaan usaha dengan sebaik-baiknya agar laba meningkat/bertambah setiap tahunnya.
2. Direktur
Direktur mempunyai tugas memimpin perusahaan.
Tugas dan wewenangnya adalah :
  1. Menentukan sasaran atau target usaha yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu.
  2. Menentukan rencana kerja dan anggaran pendapatan dan belanja perusahaan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan.
  3. Menentukan dengan panjang lebar politik perusahaan, merumuskan rencana-rencana dan cara kerja untuk melaksanakannya.
  4. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh aktivitas yang dilakukan perusahaan maupun yang berhubungan dengan masalah di luar perusahaaan serta mengawasi pekerjaan tiap-tiap bagian yang ada dibawahnya.
  5. Mengadakan pemilihan pegawai untuk tingkat pimpinan.
  6. Mengadakan seleksi training, sistem penggajian, hadiah, dan cara promosi.
  7. Mengadakan perundingan dengan serikat buruh.
  8. Mempunyai tugas mengenai segala sesuatu hal yang berhubungan dengan pemindahan barang-barang dari perusahaan kepada distributor sebagai penyalur hasil produksi perusahaan.
  9. Mengadakan pengawasan serta pengeluaran-pengeluaran.
  10. Memilih bentuk pembiayaan yang tepat.
  11. Mengadakan koordinasi dengan dewan direksi.
  12. Membuat rencana pemasaran berdasarkan kapasitas riil, mesin-mesin, dan tenaga kerja.
  13. Mengambil keputusan dan kebijaksanaan mengenai pemasaran dan promosi berdasarkan analisa-analisa laporan dan semua fungsi yang dibawahinya.
  14. Melaksanakan kegiatan pemasaran serta kegiatan-kegiatan lain yang menunjang pemasaran tersebut.
  15. Memberikan pengarahan/petunjuk untuk dilakukannya pemasaran.
  16. Melakukan evaluasi atas hasil yang diperolehnya.
  17. Bertanggung jawab atas keberhasilan pemasaran produk.
  18. Bekerja sama dengan semua departemen yang sederajat.
  19. Memimpin, mengarahkan, dan mengkoordinir semua fungsi yang dibawahinya.
  20. Direktur membawahi Manager Pemasaran, Manager Produksi, Manager Administrasi dan Keuangan, dan Manager Personalia dan Umum.
  21. Dalam penyelesaian tugasnya Direktur dibantu oleh seorang sekretaris.

3. Sekretaris
Fungsi dan wewenang dari sekretaris yaitu :
  1. Bertanggung jawab langsung kepada direktur dan membantu pekerjaan direktur dalam menangani dan mengawasi perusahaan baik secara intern maupun ekstern yang mempunyai hubungan dengan kegiatan perusahaan.
  2. Merupakan unsur staff pembantu utama direktur, yang melaksanakan kegiatan di bidang kesekretariatan, seperti menyusun dan mengerjakan konsep surat menyurat dari direktur serta membuat arsip surat data dokumentasi perusahaan yaitu surat keluar masuk untuk kelancaran perusahaan.
  3. Melakukan kegiatan pelayanan dalam mengurus keperluan fasilitas kantor.
  4. Turut menciptakan suasana kerja yang baik, sehingga ketenangan dan kegiatan kerja para karyawan meningkat.
4. Manager Pemasaran
Dalam menjalankan tugasnya manager pemasaran dibantu oleh bagian-bagian, sebagai berikut :
a. Kepala Bagian Pemasaran
Bagian ini bertugas :
  • Membantu tugas manajer Marketing.
  • Melakukan penelitian terhadap potensi pasar dan pengembangannya bagi kelanjutan produksi.
  • Mengevaluasi hasil penjualan untuk mengetahui tingkat pembelian.
  • Memberikan gambaran mengenai hasil yang diperoleh dari produk yang dipasarkan.
  • Bertanggung jawab kepada direktur atas kegiatan pemasaran dan promosi secara menyeluruh.
• Staff
Tugasnya :
  • Membantu tugas kepala bagian pemasaran

b. Kepala Bagian Promosi
Tugas dari bagian ini adalah :
  • Bertanggung jawab kepada manager pemasaran dalam keberhasilan promosi suatu produk.
  • Membuat perencanaan mengenai promosi berdasarkan analisa-nalisa laporan.
  • Mempromosikan produk yang akan dijual sehingga masyarakat mengenal produk tersebut serta kualitas dari produk itu sendiri dengan melalui media yang ada bisa, media cetak, elektronik, dan lain-lain.
• Staff
Tugasnya :
  • Membantu tugas kepala bagian promosi

5. Manager Produksi
Tugas dan wewenang Manager Produksi adalah :
  • Bertanggung jawab langsung kepada direktur atas kegiatan produksi secara menyeluruh.
  • Merencanakan pelaksanaan produksi berdasarkan kapasitas pabrik.
  • Mengambil keputusan dan kebijaksanan mengenai produksi berdasarkan analisa-analisa laporan dan semua fungsi yang dibawahinya.
  • Mengawasi dan mengatur aktivitas yang berhubungan dengan produksi, yang terdiri dari : fabrikasi, assembling, PPC, kualitas (QC), engineering dan maintenance, sehingga menghasilkan produk sesuai dengan yang diinginkan.
  • Mengadakan evaluasi atas rencananya.
  • Memimpin, mengarahkan, dan mengkoordinir semua fungsi yang dibawahinya.
Dalam menjalankan tugasnya manager produksi dibantu oleh bagian-bagian di bawah ini :
a. Kepala Bagian Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Bagian ini bertugas:
  • Membantu manager produksi dalam mengelola kegiatan di bidang perencanaan produksi, perencanaan/penyediaan bahan, dan pengendalian produksi.
  • Merencanakan produksi yang akan dilaksanakan dan menyusun langkah-langkah atau ketentuan dalam memproduksi, serta menganalisa kembali waktu penyelesaian produksi.
  • Merencanakan strategi pengendalian produksi sesuai dengan sasaran perusahaan.
  • Merencanakan strategi pemeriksaan mutu komponen/bahan dan mutu produk dari perakitan.
  • Menyusun jadwal rencana dan target produksi tahunan.
  • Menyusun dan membina syarat-syarat standar dan ketentuan umum lainnya dalam rangka melindungi dan menjaga produk yang dihasilkan, sehingga produk tersebut mampu bersaing di pasaran.
  • Mengelola kegiatan untuk meningkatkan daya guna serta kelancaran proses produksi.
  • Mengkoordinasikan dan mengendalikan pemenuhan target produk, pengembangan teknologi proses, dan aplikasi sistem informasi manajemen.
  • Mengevaluasi dan menganalisa hasil pemeriksaan mutu dari perakitan serta melakukan pengendalian terhadap mutu hasil produksi.
  • Menganalisa limbah dari hasil proses produksi yang berlangsung guna mengetahui dampaknya terhadap lingkungan.
• Staff
Tugasnya :
  • Membantu tugas kepala bagian Perencanaan dan pengendalian produksi
b. Kepala Bagian Logistik & Perawatan
Tugas dan wewenang dari bagian logistik adalah :
  • Bertanggung jawab kepada manager produksi atas perlengkapan yang harus disediakan untuk kepentingan perusahaan.
  • Merencanakan strategi penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran barang dan komponen.
  • Membuat peraturan-peraturan dan mengambil tindakan seperlunya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pencurian.
  • Mengatur cara penyimpanan serta memelihara bahan baku atau barang jadi dalam gudang.
  • Mengawasi dan bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran bahan baku atau barang jadi berdasarkan surat rekomendasi yang sah dari pimpinan.
  • Mengawasi pengangkutan bahan baku dan barang jadi.
  • Mengawasi pengepakan barang-barang produksi dalam suatu kemasan.
  • Mengawasi jumlah persediaan bahan baku dan barang jadi di gudang.
  • Mengorganisir semua peralatan dan fasilitas produksi.
  • Memelihara dan memperbaiki mesin atau peralatan yang digunakan oleh perusahaan (pada bagian produksi).
  • Mengevaluasi pemeliharaan mesin.
  • Menyiapkan kebutuhan material untuk produksi dan pengadaan suku cadang mesin serta jenis saku cadang yang diperlukan.
  • Menyediakan dan mengatur segala keperluan barang-barang dan alat-alat perlengkapan bagi kepentingan perusahaan.
• Staff
Tugasnya :
  • Membantu tugas kepala bagian logistik & perawatan

7. Manager Administrasi & Keuangan
Tugas dan wewenang manager administarasi & keuangan adalah :
  1. Bertanggung jawab kepada direktur dan membantu secara aktif seluruh departemen yang ada pada perusahaan mengenai kegiatan administrasi.
  2. Bertanggung jawab kepada direktur atas keuangan secara menyeluruh.
  3. Mengambil keputusan dan kebijaksanaan mengenai keuangan berdasarkan analisa-analisa laporan dan semua fungsi yang dibawahinya.
  4. Melaksanakan pemberian anggaran untuk setiap departemen.
  5. Mengatur pembelanjaan dan inventaris, peramalan dan perencanaan jangka panjang, dan akuntansi
  6. Mengatur tentang penambahan modal dengan penjualan saham perusahaan setelah disetujui oleh dewan komisaris.
  7. Menerima semua laporan keuangan dari semua sektor, baik yang masuk maupun yang keluar serta mengawasi pembayaran dan penagihan.
  8. Membuat evaluasi atas hasil kerjanya.
  9. Memimpin, mengarahkan, dan mengkoordinir semua fungsi yang dibawahinya.
  10. Bekerja sama dengan semua departemen yang sederajat.
Dalam menjalankan tugasnya manager ini dibantu oleh bagian-bagian sebagai berikut :
a. Kepala Bagian Administrasi
  • Merencanakan strategi pengelolaan administrasi dan perbendaharaan.
  • Membuat dan merencanakan biaya yang diperlukan dalam menjalankan kegiatan operasi.
  • Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pemeriksaan dokumen, analisa laporan keuangan, pengalokasian biaya, kas dan bank.
• Staff
Tugasnya :
  • Membantu tugas kepala bagian administrasi

b. Kepala Bagian Akuntansi
Tugas dan wewenang dari bagian ini ialah :
  • Bertanggung jawab kepada manager administarasi & keuangan atas pembukuan, akuntansi, dan keuangan yang direncanakan.
  • Merumuskan sasaran perusahaan di bidang akuntansi yang meliputi akuntansi keuangan, sistem dan prosedur akuntansi, dan akuntansi biaya.
  • Mengelola gaji dari para karyawan, pajak, persediaan dan aktiva.
  • Melakukan pengawasan terhadap catatan keuangan.
  • Melakukan analisa terhadap penyimpanan dari rencana.
  • Memberikan laporan berkala mengenai pelaksanaan tugas.
  • Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan akuntansi sesuai dengan sasaran perusahaan.
  • Mengevaluasi sistem manajemen akuntansi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi.
• Staff
Tugasnya :
  • Membantu tugas kepala bagian akuntansi

8. Manager Personalia & Umum
Tugas dan wewenangnya adalah :
  1. Bertanggung jawabkepada direktur atas terlaksananya seluruh kegiatan sistem dalam bagian umum personalia.
  2. Merencanakan pengadaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan.
  3. Mengatur semua karyawan menyangkut sikap dan kedisiplinan karyawan terhadap tugas yang dibebankan dalam perusahan.
  4. Melakukan fungsi dari personalia yaitu penilaian prestasi kerja, analisa jabatan, job spesifikasi jabatan, sehingga menciptakan suatu suasana yang lebih inyeret, dan menambah gairah kerja karyawan.
  5. Mengadakan pelatihan tenaga kerja.
  6. Mengurus perijinan yang berhubungan dengan jalannya perusahaan kepada istansi-instansi pemerintah maupun non pemerintah.
  7. Memeriksa semua kegiatan dalam bagian personalia umum dan melaporkannya kepada direktur.
  8. Dalam hal-hal tertentu yang sifatnya tidak prinsipal, bagian umum berkewajiban membantu semua departemen demi kelangsungan jalannya sistem-sistemdalam perusahaan dan terselenggaranya kegiatan perusahaan secara baik
Dalam menjalankan tugasnya Manager Personalia dibantu oleh bagian-bagian sebagai berikut :
a. Kepala Bagian Personil & Umum
Bagian ini bertanggung jawab atau bertugas :
  1. Bertanggung jawab kepada manager personil & umum atas seluruh sistem bagian umum, sistem transportasi, telekomunikasi, dan jasa pelayanan dalam perusahaan.
  2. Mengatur dan mengkoordinasi sistem transportasi, sistem telekomukasi dan pelayanan bagi kepentingan perusahaan.
  3. Bertanggung jawab langsung kepada manager personil & umum mengenai karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.
  4. Membuat rencana penerimaan tenaga kerja, menyelesaikan masalah buruh di perusahaan, membuat absen administarasi kepegawaian, serta menyelesaikan hal-hal yang berhubungan dengan unsur kepegawaian.
  5. Merencanakan pengklasifikasian mengenai para pekerja mulai dari kepala bagian sampai dengan karyawan pabrik.
  6. Merumuskan cara untuk meningkatkan sumber daya manusia yang telah ada agar bisa bekerja lebih efektif dan efisien sehingga dapat memberikan konstribusi kepada perusahaan.
  7. Menerima dan menyaring masuk pegawai baru serta melakukan kegiatan-kegiatan pelayanan dan pelatihan pegawai baru.
  8. Membantu seluruh bagian pada perusahaan dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja dan mengurus semua keperluan kesejahteraan pegawai.
  9. Membantu perusahaan dalam mengelola kegiatan di bidang keamanan dan ketertiban instalasi perusahaan, personil, dan material.
  10. Menjamin agar para pekerja dapat bekerja dalam kondisi yang aman dengan memberikan pelayanan di bidang kesehatan yaitu dengan menyediakan sarana dan prasarana di bidang kesehatan seperti poliklinik dan asuransi kesehatan dan keselamatan kerja bagi pegawai.
  11. Mengendalikan kegiatan-kegiatan perencanaan, pelayanan, pelatihan, pembinaan, perlindungan di bidang kepegawaian dan pengembangan organisasi dan manajemen.
  12. Mengevaluasi sistem manajemen sumber daya manusia untuk meningkatkan efektifitas.
• Staff
Tugasnya :
Membantu tugas kepala bagian personil & umum'

b. Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan
Bagian ini bertanggung jawab atau bertugas :
  1. Bertanggung jawab kepada manager personil & umum atas semua karyawan yang berada di bawah naungannya.
  2. Merencanakan dan menjalankan kegiatan pengadaan penelitian dan pengembangan untuk kemajuan perusahaan melalui teknologi modern sesuai dengan kemajuan zaman.
  3. Mengembangkan wawasan karyawan dan meningkatkan ketrampilan dan keahlian para karyawan.
• Staff
Tugasnya :
Membantu tugas kepala bagian penelitian dan pengembangan

c. Kepala Bagian Humas .
Bagian ini bertanggung jawab atau bertugas :
  1. Bertanggung Jawab kepada manager personil & umum atas semua karyawan yang berada di bawah naungannya.
  2. Meningkatkan hubungan dengan masyarakat di lingkungan sekitarnya sehingga dapat meningkatkan pelaksanaan proses produksi perusahaan yang diinginkan.
• Staff
Tugasnya :
Membantu tugas kepala bagian humas

3.5 Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan demi berjalannya gerak langkah perusahaan didasari atas kebutuhan setiap bagian lahan kerja.

3.5.1 Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak berhubungan langsung terhadap berjalannya produksi, tetapi berdampak terhadap berjalannya produksi, baik dalam bidang manajemen, administratif, ataupun hanya berupa pelayanan.

a. Tenaga Kerja Tidak Langsung Perkantoran
Tenaga kerja tidak langsung perkantoran adalah tenaga kerja tidak langsung yang bekerja dalam sebuah kantor. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran.

b. Tenaga Kerja Tidak Langsung Non Perkantoran
Tenaga kerja tidak langsung non perkantoran adalah tenaga kerja tidak langsung yang bekerja di luar perkantoran yang mempunyai kedudukan pada bagian-bagian tertentu dan mempunyai tugas serta tanggung jawab tergantung dari kegiatan masing-masing. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada tabel.

3.5.2 Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang berhubungan langsung terhadap pembuatan produk. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran

Total tenaga kerja :
• Tenaga kerja tak langsung perkantoran : 252 orang
• Tenaga kerja tak langsung non perkantoran : 36 orang
• Tenaga kerja langsung (fabrikasi) : 79 orang
• Tenaga kerja langsung (asembling) : 130 orang
270 orang

3.6 Luas Lantai Perkantoran
Untuk menentukan luas lantai perkantoran, yang perlu diperhatikan adalah jumlah personil yang terlibat langsung di dalam perkantoran (buruh tidak langsung perkantoran).
Untuk kelancaran pekerjaan setiap personil, maka setiap personil diberi ruangan kerja masing-masing, sehingga setiap personil dapat bekerja dengan tenang tanpa terganggu oleh aktifitas pekerjaan personil yang lain.
Pembagian ruangan kerja ditetapkan berdasarkan jenis pekerjaan dan jabatan yang disandang oleh personil tersebut. Pembagian ruangan berdasarkan jenis pekerjaan dan jenis jabatan yang disandang dimaksudkan karena setiap pekerjaan memiliki tingkat kesulitan dan memerlukan keahlian yang mungkin hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu yang membutuhkan konsentrasi tinggi untuk mengerjakannya.
Perlu untuk diingat pula, bahwa ukuran dari ruangan juga turut mempengaruhi terhadap keberhasilan kerja pegawai, karena dengan ruangan yang terlalu sempit akan membuat pegawai menjadi merasa sumpek sehingga mempercepat seorang pegawai menjadi jenuh dalam pekerjaannya. Demikian pula halnya jika ruangan kerja terlampau luas, pegawai menjadi terlalu jauh dengan rekan pegawai yang lain, sehingga pegawai merasa dirinya terasing dari lingkungannya.
Sehingga dengan kata lain, penentuan ukuran ruangan kerja tidak hanya dipengaruhi oleh faktor teknis saja, namun juga dipengaruhi oleh faktor psikologis. Dengan memperhatikan hal-hal ini diharapkan produktivitas karyawan akan mencapai tingkat yang optimum.


3.7 Luas Lantai Pelayanan dan Fasilitas
Penentuan luas lantai pelayanan didasari oleh pertimbangan terhadap kepentingan fasilitas pelayanan dan jumlah yang akan dilayani. Seperti misalnya luas kantin karyawan, dimana akan memakan lahan yang luas mengingat jumlah karyawan dan kepentingan bagi karyawan yang besar.
Maksud dari dibuatnya ruang-ruang pelayanan adalah ruangan-ruangan yang dibangun untuk mendukung berjalannya perusahaan baik fasilitas pelayanan untuk bidang manajemen, teknis, maupun untuk bidang sosial. Ruang-ruang pelayanan ini dibangun bukan hanya untuk kalangan perkantoran saja, tetapi dibangun untuk kepentingan seluruh pekerja di perusahaan.

LUAS LANTAI PRODUKSI

BAB II
LUAS LANTAI PRODUKSI


2.1 Luas Lantai Produksi
Luas lantai produksi digunakan untuk mengetahui luas lahan yang akan digunakan dalam Perencanaan Tata Letak Fasilitas Pabrik dan perusahaan yang akan didirikan. Perhitungan luas lantai ini dimulai dari luas kebutuhan lahan produksi sampai perkantoran dengan memperhatikan segala fasilitas pendukungnya.
Dalam melakukan Perencanaan Tata Letak Fasilitas Pabrik dan Pemindahan Bahan, dibutuhkan beberapa kebutuhan luas lantai untuk kegiatan produksi pabrik yang akan didirikan, serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Dengan demikian perlu dihitung berapa luas lahan yang disiapkan, terutama untuk kegiatan produksi. Perhitungan luas lantai ini didasarkan pada bahan baku yang akan disiapkan, mesin, atau peralatan yang digunakan dan barang jadi yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut, maka didapatkan luas lantai receiving model tumpukan dan rak, luas lantai fabrikasi dan assembling, serta luas lantai shipping.
Untuk menghitung kebutuhan luas lantai ini, melibatkan pula masalah yang berkaitan dengan kegiatan lainnya yang akan mempengaruhi terhadap luas lantai yaitu :

1. Alat angkut
2. Cara pengangkutan
3. Cara penyimpanan
4. Aliran bahan

Seluruhnya harus diperhitungkan dalam penentuan luas lantai dengan menambah allowance. Dengan demikian perlu dihitung berapa luas lahan yang disiapkan, terutama untuk kegiatan bagian produksi, yang didasarkan pada :

1. Bahan baku yang disiapkan
2. Mesin/peralatan yang digunakan
3. Barang jadi yang dihasilkan
Berdasarkan jumlah diatas, maka akan diperoleh data kebutuhan luas lantai untuk :
1. Luas lantai receiving
2. Luas lantai assembling
3. Luas lantai fabrikasi
4. Luas lanti shipping
Kegunaan luas lantai adalah untuk memperhitungkan kebutuhan OMH antar departemen, sesuai dengan luas lantai hasil perhitungan.

2.1.1 Luas Lantai receiving
Adalah luas lantai yang digunakan untuk menyimpan bahan baku atau material yang digunakan dalam produksi. Luas lantai receiving (gudang) ini terdiri dari model tumpukan dan rak. Untuk memberikan gambaran dari cara penyimpanan di gudang maka perlu digambarkan cara menyimpan material tersebut., sehingga luas lantai yang dipakai sesuai dengan hasil perhitungan. Gambar yang diberikan harus memberikan penjelasan tentang :
A. Tinggi memuat berapa tumpuk
B. Lebar memuat berapa baris
C. Panjang memuat berapa baris
Sehinnga jika dijumlahkan, material yang tergambar akan sesuai dengan material per satu periode yang akan disimpan. Maka luas lantai receiving adalah penjumlahan dari penggunaan luas lantai oleh model tumpukan dan penggunaan luas lantai oleh rak.

2.1.2 Luas Lantai Fabrikasi & Assembling
Luas lantai mesin (fabrikasi & assembling) juga perlu diperhitungkan dalam perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan. Untuk menentukan luas lantai mesin, maka yang dicari adalah luas lantai untuk masing-masing kelompok mesin. Data yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Nama mesin/peralatan
2. Jumlah mesin/peralatan
3. Ukuran mesin/peralatan

Data ini dapat diperoleh dari MPPC.
Pada luas ini juga diperhatikan luas toleransi dan luas allowancenya.Luas toleransi juga diberikan untuk jalannya alat-alat pengangkut bahan atau barang.

2.1.3 Luas lantai Shipping
Luas lantai shipping adalah luas lantai untuk menyimpan barang jadi. Data yang diperlukan adalah :
1. Nomor komponen
2. Nama komponen
3. Type barang jadi

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan :
1. Tentukan ukuran dimensi kemasan
2. Tentukan produksi jadi per satu periode
3. Tentukan volume kemasan total
4. Tentukan luas lantai
5. Tentukan allowance
6. Tentukan total luas lantai

2.1.4 Luas Lantai Perkantoran
Dalam perhitungan luas lantai ini terlebih dahulu harus diketahui bagian-bagian dari perkantoran dan pelayanan pabrik, yaitu :
• Bagian Umum, yang melayani seluruh pabrik misalnya Tool Room atau Tool Crib.
• Bagian Produksi, merupakan bagian yang melayani organisasi produksi, misalnya Teknik
ndustri dan Quality control.

• Bagian Personil, yang menangani kebutuhan orang seperti WC, fasilitas kesehatan dan kantin.
• Bangunan Fisik, merupakan bagian yang berhubungan dengan kebutuhan fasilitas fisik
bangunan, peralatan, utilitas, garasi dan lain-lain.






Selasa, 07 April 2009

BAB I

ASPEK PEMASARAN

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan atau butuhkan melalui penciptaan dan pertukaran produk atau nilai.

1.1 Operation Proses Chart

Peta Proses Operasi adalah suatu diagram yang menggambarkan urutan-urutan proses operasi yang dialami bahan sampai menjadi bahan jadi disertai pemeriksaannya.

Sejak dari awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut, seperti : waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau alat atau mesin yang digunakan.

Kegunaan Peta Proses Operasi :

Dengan adanya informasi-informasi dari Peta Proses Operasi, kita bisa memperoleh banyak manfaat diantaranya :

1. Mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.

2. Memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan memperhitungkan efisiensi ditiap operasi/pemeriksaan)

3. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik

4. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai

5. Sebagai alat untuk latihan kerja.

Lambang yang digunakan untuk membuat OPC adalah:

PROSES ASSEMBLING

F kegiatan dimana komponen mengalami perubahan karena dirakit dengan komponen lainnya.

PEMERIKSAAN

F kegiatan memeriksa benda atau objek baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

AKTIVITAS GABUNGAN

F kegiatan dimana antara assembling dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dalam selang waktu yang relatif singkat.

PENYIMPANAN

F seandainya benda kerja disimpan dalam waktu yang lama dan jika mau diambil kembali biasanya harus berdasarkan rekomendasi atas ijin terlebih dahulu.

1.2 Metoda Peramalan (Forecasting)

Ramalan adalah sesuatu situasi atau kondisi yang diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang, objek yang diramalkan dapat meliputi apa saja. Jadi Peramalan adalah upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Analisa kebutuhan yang akan datang sering disebut Peramalan atau Forecasting. Tujuan dari Analisa kebutuhan adalah untuk melihat atau memperkirakan prospek ekonomi atau kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut.

Peramalan dilakukan untuk melihat pola tingkah laku dari urutan kejadian ekonomi dan kebijaksanaan pemerintah sehingga diperoleh informasi perkiraan mengenai:

1. Perencanaan skala produksi, pemasaran, anggaran dan biaya produksi serta cashflow.

2. Kebutuhan suatu kegiatan usaha di masa yang akan datang.

3. Waktu untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan skala produksi, pemasaran dan target produksi.

Karakteristik ramalan yang baik

1. Ketelitian

Terlalu besar ® Inventory tinggi

Terlalu kecil ® Lost sale/ profit/ konsumen

2. Ongkos

Model Simple ® Ongkos murah

Model Canggih ® Effort besar, Ongkos mahal

3. Response

Ramalan harus stabil, tidak mudah terpengaruh oleh fluktuasi demand

4. Simple

Teknik peramalan harus sederhana untuk menghindarkan salah intreprestasi

Prinsip - prinsip peramalan adalah sebagai berikut :

1. Ramalan akan selalu mengandung error

2. Kesalahan harus terukur

3. Ramalan satu famili produk lebih teliti dari pada end item

4. Ramalan jangka pendek lebih teliti dari pada ramalan jangka panjang

Ukuran kesalahan peramalan :

Kesalahan (error) adalah besarnya penyimpangan antara aktual dengan hasil ramalan.

et = Xt - Ft

Dua macam ukuran kesalahan yaitu :

1. Ukuran Statistik

2. Ukuran Relative

Empat macam cara menentukan ukuran kesalahan secara statistik, yaitu :

J MEAN ERROR/DEVIATION (ME / MD)

J MEAN ABSOLUTE ERROR/DEVIATION (MAE / MAD)

J SUM OF SQUARE ERROR (SSE)

J MEAN SQUARED ERROR (MSE)

J STANDARD DEVIATION OF ERROR (SDE)

J PERCENTAGE ERROR (PE)

J MEAN PERCENTAGE ERROR (MPE)

J MEAN ABSOLUTE PERCENTAGE ERROR (MAPE)

Dari segi teknis proyeksi peramalan, metode diklasifikasikan dalam dua cara :

1. Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif dapat digunakan jika tersedia data masa lalu, dari data tersebut dicari pola hubungan yang ada. Metode ini cocok digunakan pada kondisi yang statis, jelas dan tidak memerlukan Human mind. Dengan metode ini, ketelitian ramalan dapat diprediksi sejak awal sebagai bahan pengambilan keputusan. Atas dasar tersebut metode kuantitaif lebih disukai.

Metode Kuantitatif dikelompokan menjadi dua yaitu :

a. Teknik secara Time Series

Metode ini digunakan untuk kondisi dimana kita tidak dapat menjelaskan faktor apa yang akan dapat menyebabkan terjadinya event yang diramalkan (Black Box), sehingga waktu yang dianggap sebagai variabel terjadinya event tersebut.

Metode Time Series dapat dikelompokkan menjadi:

1) Metode Avareging

(Mean Single / Double Exponential Smoothing)

ù Dipakai untuk kondisi dimana setiap data pada waktu yang berbeda mempunyai bobot yang sama sehingga fluktuasi random data dapat diredam dengan rata-ratanya

ù Apabila tidak semua data masa lalu dapat mewakili asumsi pola data berlanjut terus dimasa yang akan datang, maka dapat dipilih sejumlah periode tertentu saja (misal 6 periode)

ù Apabila ternyata periode yang relevan adalah N periode terakhir maka rata-rata dapat dihitung dengan N periode yang berbeda.

ù Hasil perataan ini disebut dengan moving average

ù Apabila ternyata datanya stationer, single moving average cukup baik untuk meramalkan keadaan

ù Jika ternyata data tidak stationer, mengandung pola trend , maka dilakukan moving average pada hasil average pada hasil single moving everage .

ù Hasil parataan disebut dengan double moving average

ù Biasa dipakai untuk peramalan jangka pendek

2). Metode Smoothing

(Single / Double / Triple Exponential Smoothing)

ù Dipakai pada kondisi dimana bobot data pada perioda yang satu berbeda dengan data pada perioda sebelumnya dan membentuk fungsi exponensial sehingga disebut exponensial smoothing

ù Apabila pola datanya stationer, single exponensial cukup baik untuk meramalkan keadaan

ù Apabila data tidak stationer, mengandung pola trend, maka dilakukan smoothing pada hasil single exponensial smoothing. Hasil smoothing ini disebut double exponensial smoothing

ù Apabila selain pola trend juga mengandung pola siklik, perlu dilakukan smoothing pada hasil double exponensial smoothing. Hasilnya disebut dengan triple exponensial smoothing

ù Baik untuk peramalan jangka pendek, dan banyak item yang harus diramalkan (karena mudahnya).

3).Metode Dekomposisi

(Ratio To Moving Avarage Sensus)

ù Pada metode average dan smoothing, perilaku pola data tidak diamati secara tersendiri, sebab yang dilakukan adalah menghaluskan randomnes data bukan polanya. Kekurangan ini diperbaiki pada metode dekomposisi

ù Cukup baik untuk jangka pendek dengan jumlah item sedikit

ù Cara ini lebih sulit dari cara terdahulu, tapi cakupannya lebih luas

4) Metode Simple Regresi

ù Pada dasarnya metode simple regresi berusaha mencari fungsi hubungan antara sebab (dalam hal waktu) dengan akibat

ù Diasumsikan waktu mempunyai hubungan linier dengan ramalan dan pola akan terus berlanjut, sehingga dari fungsi yang terbentuk dapat ditentukan ramalan dimasa datang dengan cara extrapolasi

ù Dapat dipakai untuk ramalan jangka panjang

5). Advanced Time Series

(Box Jenkin)

ù Disebut metode ARIMA (Auto Regresive Intregated Moving Average)

ù Pada dasarnya hampir sama dengan dekomposisi, hanya mengidentifikasikan perilaku pola datanya digunakan metode statistika canggih untuk meningkatkan ketelitian

ù Memerlukan keahlian khusus, dan cukup baik untuk peramalan jangka panjang

b.Teknik Secara Deterministik (Causal)

Metode ini dipakai untuk kondisi dimana variabel penyebab terjadinya item yang akan diramalkan , sudah diketahui. Hubungan sistem sebab-akibat dapat digambarkan sebagai berikut :

Model-model yang sering digunakan adalah :

ù Antisipation Surveys

ù Input-Output Model

ù Loading Indicator

ù Econometric Model

2. Metode Kualitatif

Digunakan jika tidak tersedia data masa lalu karena alasan sebagai berikut :

· Tidak tercatat

· Yang diramalkan adalah hal yang baru

· Situasi telah berubah

· Situasi yang memerlukan Human Mind

· Kesalahan peramalan tidak dapat diprediksi

Metoda Kualitatif dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

ù Metode subjektif : Upaya untuk memperkirakan keadaan yang akan terjadi berdasarkan pendapat subjective yang dapat berasal dari individu, group, pimpinan atau market.

ù Metode exploratory : Upaya untuk menggali kondisi apa yang dapat terjadi setelah mendefinisikan batasan-batasan yang ada.

ù Metode normatif : Upaya menggambarkan apa yang mungkin terjadi berdasarkan norma yang berlaku.

Beberapa teknik kualitatif yang sering dipergunakan adalah :

ù Teknik Delphi Method

ù Teknik Market Research

ù Teknik Panel Consesus

ù Teknik Visiinary Analogne

ù Teknik Kurva S

ù Teknik Management Decision

Metode kualitatif biasanya dipakai untuk meramalkan lingkungan dan teknologi, karena kondisi tersebut berbeda dengan kondisi perekonomian dan pemasaran. Oleh karena itu metode kualitatif sering disebut dengan tecnological forcasting. Metode peramalan yang digunakan dalam praktikum Sistem Produksi ini adalah :

1) Double Exponensial Smoothing (Metoda Brown)

Dasar pemikiran dari pemulusan eksoponential linear dari Brown adalah serupa dengan rata - rata bergerak linear, karena kedua nilai pemulusan tunggal dan ganda ketinggalan dari data yang sebenarnya bilamana terdapat unsur trend. Perbedaan antara nilai pemulusan tungggal dan ganda dapat ditambah pada nilai pemulusan tunggal dan disesuaika untuk trend. Persamaan yang dipakai dalam implementasi pemulusan eksponential linear satu parameter dari Brown adalah sebagai berikut :

Ft+m = at + bt.m

S’t = a.Xt + (1 - a)S’t-1

S”t = a. S’t + (1 - a)S”t-1

at = 2S’t - S”t

bt = (a/1-a)( S’t - S”t)

Dimana :

St = nilai exponential smoothing tunggal

St = nilai exponential smoothing ganda

m = jumlah periode kemuka yang diramalkan

F t+m = Ramalan m perioda kemuka

Pada periode pertama (t = 1) besar S(t-1) dan S(t-1) tidak diketahui, untuk itu ditetapkan besar S(t-1) dan S(t-1) sama dengan besar demand pada periode pertama (Xt), atau dengan menggunakan nilai rata-rata dari beberapa nilai demand pertama sebagai titik awal.

Jenis masalah inisialisasi ini muncul dalam setiap metoda pemulusan (smoothing) eksponential. Jika parameter pemulusan a tidak mendekati nol, pengaruh dari proses inisialisasi ini dengan cepat menjadi kurang berarti dengan berlalunya waktu. Tetapi jika a mendekati nol, proses inisialisasi tersebut dapat memainkan peranan yang nyata selama perioda waktu kemuka yang panjang.

2). Metoda Simple Regresi

Peramalan dengan menggunakan simple regresi (regresi sederhana), yaitu setiap periode dan data demand (event) digambarkan sebagai suatu titik (X,Y). Dimana X sebagai variabel waktu (perioda), sedangkan Y adalah event yang akan diramalkan. Adapun persamaan metoda ini adalah :

Yt = a + b(t)

Dimana : Yt : Besar ramalan pada perioda ke t

a : Intercept

b : Kemiringan (Slope)

3) Double Exponential Smoothing Dua Parameter dari Holt

Metode pelumusan eksponensial linear dari Holt dalam prinsipnya serupa dengan Brown kecuali bahwa Holt tidak menggunakan rumus pemulusan berganda secara langsung. Sebagai gantinya, Holt Memuluskan nilai trend dengan parameter yang berbeda dengan parameter yang digunakan pada deret yang asli. Ramalan dari pemulusan eksponensial linear Holt didapat dengan menggunakan dua konstanta pemulusan (dengan nilai antara 0 dan 1) dengan tiga persamaan yaitu :

St = a Xt + ((1-a) x (St-1 + bt-1))...........(1)

bt = g(St - St-1) + g(bt - 1).................(2)

Ft+m = St + (bt x m)...................(3)

Dimana :

St = Data Pemulusan pada periode t

bt = Trend Pemulusan pada periode t

Ft+m = Peramalan pada periode t + m

Persamaan (1) menyesuaikan St secara langsung untuk trend periode sebelumnya, yaitu b(t-1), dengan menambahkan nilai pemulusan yang terakhir yaitu S(t-1) . Hal ini membantu menghilangkan kelambatan dan menempatkan St ke dasar perkiraan nilai data saat ini.

Persamaan ke (2) meremajakan trend, yang ditunjukkan sebagai perbedaan antara dua nilai pemulusan terakhir. Hal ini tepat, karena jika terdapat kecenderumgan di dalam data, nilai yang baru akan lebih tinggi atau lebih rendah daripada nilai yang sebelumnya, mungkin masih terdapat sedikit kerandoman, maka hal ini dihilangkan oleh pemulusan dengan g (gamma) trend pada periode akhir St - St-1 dan menambahkannya dengan taksiran trend sebelumnya. dikalikan dengan (1- g). Terakhir, persamaan (3) digunakan untuk ramalan kemuka yang diramalkan (m), dan ditambahkan pada nilai dasar (St).

4) Metoda Kuadratik Satu Parameter dari Brown

Sebagaimana halnya dengan pemulusan eksponensial linear yang dapat digunakan untuk meramalkan data dengan suatu pola trend dasar, bentuk pemulusan yang lebih tinggi dapat digunakan apabila dasar pol datanya adalah kuadratik, kubik, atau orde yang lebih tinggi. Untuk berangkat dari pemulusan kuadratik, pendekatan dasarnya adalah memasukkan tingkat pemulusan tambahan (smoothing tripel) dan memberlakukan persamaan peramalan kuadratik.

Persamaan untuk pemulusan kuadratik yaitu :

St = aXt + (1-a)St-1 (Pemulusan Pertama)

S’’t = a S + (1-a)S’’t-1 (Pemulusan kedua)

S’’’t = a S’’ + (1-a)S’’’t-1 (Pemulusan Ketiga)

at = 3S’t - 3S’’t + S’’’t

bt = [(6-5a)S’t - (10 - 8a)S’’t + (4 - 3a)S’’’t]

ct = (S’t - 2S’’t + S’’’t)

Ft+m = at + btm + ctm2

Persamaan yang dibutuhkan untuk pemulusan kuadratik sangat lebih rumit dibanding persamaan untuk pemulusan tunggal dan linear. Walaupun demikian pendekatannya dalam mencoba menyesuaikan nilai ramalan sehingga ramalan tersebut dapat mengikuti perubahan trend kuadratik adalah sama.

5) Metode Kecenderungan dan Musiman Tiga Parameter dari Winter

Metode Winter didasarkan atas tiga persamaan pemulusan, yaitu satu untuk unsur stationer, satu untuk trend, dan satu untuk musiman. Hal ini serupa dengan metode Holt, dengan satu persamaan tambahan untuk mengatasi musiman.

Persamaan dasar untuk metode Winter yaitu sebagi berikut :

St = + (1-a)(St-1 + bt-1 ) Pemulusan Keseluruhan

bt = g (St - St-1 ) + (1 - g) bt-1 Pemulusan Trend

It = + (1 - b) It-1 Pemulusan Musiman

Ft+m = (St + btm) It-L+m Ramalan

dimana :

L : panjang musiman (misal jumlah bulan atau kuartal dalam satu tahun)

b : komponen trend

I : faktor penyesuaian musiman

Ft+m : Ramalan untuk m periode ke muka

Persamaan untuk pemulusan musiman dapat dibandingkan dengan indeks musiman yang merupakan ratio antara nilai sekarang dari deret data, Xt, dibagi dengan hasil pemulusan tunggal yang sekarang untuk deret data tersebut, St . Jika Xt lebih besar dari St maka ratio tersebut akan lebih besar dari 1, sedangkan jika Xt lebih kecil dari St maka ratio itu akan lebih kecil daripada 1.

Untuk memahami metode ini kita perlu menyadari bahwa St merupakan nilai pemulusan (rata-rata) dari deret data yang tidak termasuk unsur musiman. Dan juga bahwa Xt mencakup adanya kerandoman dalam deret data. Untuk menghaluskan kerandoman ini, persamaan pemulusan musiman membobot faktor musiman yang dihitung paling akhir dengan b dan angka musiman paling akhir pada musiman yang sama dengan (1-b). (Faktor musiman sebelum ini dihitung dari periode t - L, karena L adalah panjang musiman).

Persamaan pemulusan trend tepat sama dengan persamaan (2) dari metode Holt untuk pemulusan trend. Persamaan pemulusan keseluruhan berbeda sedikit dengan persamaan (1) metode Holt dimana unsur pertamanya dibagi dengan angka musiman It-L . Hal ini dilakukan untuk menghilangkan musiman. Penyesuai ini dapat digambarkan dengan memperhatikan kasus di mana It-L lebih besar dari 1, yang terjadi pada saat nilai periode t - L lebih besar dari rata-rata dalam musimannya. Membagi Xt dengan bilangan yang lebih besar dari 1 ini menghasilkan suatu nilai yang lebih kecil daripada nilai semula.

Salah satu masalah dalam menggunakan metode Winter yaitu dalam menentukan nilai-nilai untuk a, b, g tersebut yang akan meminimumkan MSE atau MAPE. Pendekatan untuk menentukan nilai ini biasanya secara coba salah (trial and error).

1.3 Pemasaran

Pasar adalah tempat dimana transaksi jual beli barang maupun jasa terjadi antara produsen dan konsumen. Pasar yang menjadi aspek yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, dalam memasarkan hasil-hasil produksinya di masa yang akan datang, maka aspek yang perlu diteliti adalah kedudukan produk yang direncanakan pada saat ini, komposisi dan perkembangan permintaan produksi dari masa yang lampau hingga sekarang, proyeksi permintaaan di masa yang akan datang, sistem distribusi, rencana jumlah produksi market share, rencana penjualan dan peranan pemerintah dalam menunjang perkembangan pemasaran produksi. Dengan demikian dapat diatur jumlah produksi yang dapat diserap oleh pasar.

Plot Data

Plot data adalah langkah awal untuk mengetahui metoda peramalan yang akan digunakan dalam perhitungannya.

Macam - macam plot data sebagai berikut :

1. Plot data Stationer

2. Plot data yang membentuk linear

3. Plot data yang membentuk suatu trend dan siklik

Market Potensial

Market potensial adalah peluang yang tersedia dan potensial untuk dikuasai sebagai tempat untuk memasarkan produk.

Market Share

Market share adalah kondisi yang menunjukan seberapa besar pasar yang mungkin digunakan untuk memasarkan produk kita.

1.4 Routing Sheet

Routing sheet digunakan untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan dan juga untuk menghitung jumlah parts yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh sejumlah produk jadi yang diinginkan.

Data yang dibutuhkan dalam routing sheet :

1. Kapasitas Mesin

2. Persentase Scrap

3. Effisiensi Mesin

Routing Sheet berisi tentang:

ù Nomor, Nama, dan Jumlah Part

ù Nomor dan urutan-urutan aktivitas

ù Mesin dan peralatan yang digunakan

ù Waktu dan jumlah produksi

Contoh tabel Routing Sheet:

No.

Opr.

Desripsi

Mesin/

Alat

Produk

Mesin/

Jam

% Scrapt

Bahan

Diminta

Bahan

Disiapkan

Eff.

Mesin

(%)

Keb.

Mesin

Teoritir

Keb.

Mesin

Aktual

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

Cara pengisian Routing Sheet:

ù Untuk mengisi kolom (1) s.d. (5), menggunakan data yang ada dalam OPC yang telah dibuat.

ù Untuk mengisi kolom (6), terlebih dahulu mengisi jumlah produk akhir yang diinginkan pada setiap akhir aktivitas dengan KPT.

ù Kolom (7), diisi dengan jumlah produk yang harus disiapkan pada awal aktivitas dengan memperhitungkan %scrapt yang terbuang pada aktivitas yang bersangkutan

ù (7) =

ù (8) =

ù (9) =

ù Kolom (10) merupakan pembulatan ke atas dari kolom (9).

1.5 Multi Product Process Chart (MPPC)

Setelah kita memahami permasalahan OPC dan Routhing Sheet maka langkah selanjutnya adalah pengisian tabel MPPC, dimana dalam pengisian tabel ini terlebih dahulu harus mengetahui OPC dan Routhing Sheet.

Multi Product Process Chart (MPPC) adalah suatu diagram yang menunjukkan urutan-urutan proses untuk masing-masing komponen yang akan diproduksi. Informasi yang dapat diperoleh dari MPPC ini adalah jumlah mesin aktual yang dibutuhkan.

Contoh Tabel MPPC :

Deskripsi Peralatan

Nomor Komponen

Jumlah

Jumlah

100

200

300

Mesin Teoritis

Mesin Aktual

Receiving

Meja Fabrikasi

Mesin Penghalus

Shipping

BAB I

ASPEK PEMASARAN

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan atau butuhkan melalui penciptaan dan pertukaran produk atau nilai.

1.1 Operation Proses Chart

Peta Proses Operasi adalah suatu diagram yang menggambarkan urutan-urutan proses operasi yang dialami bahan sampai menjadi bahan jadi disertai pemeriksaannya.

Sejak dari awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut, seperti : waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau alat atau mesin yang digunakan.

Kegunaan Peta Proses Operasi :

Dengan adanya informasi-informasi dari Peta Proses Operasi, kita bisa memperoleh banyak manfaat diantaranya :

1. Mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.

2. Memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan memperhitungkan efisiensi ditiap operasi/pemeriksaan)

3. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik

4. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai

5. Sebagai alat untuk latihan kerja.

Lambang yang digunakan untuk membuat OPC adalah:

PROSES ASSEMBLING

F kegiatan dimana komponen mengalami perubahan karena dirakit dengan komponen lainnya.

PEMERIKSAAN

F kegiatan memeriksa benda atau objek baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

AKTIVITAS GABUNGAN

F kegiatan dimana antara assembling dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dalam selang waktu yang relatif singkat.

PENYIMPANAN

F seandainya benda kerja disimpan dalam waktu yang lama dan jika mau diambil kembali biasanya harus berdasarkan rekomendasi atas ijin terlebih dahulu.

1.2 Metoda Peramalan (Forecasting)

Ramalan adalah sesuatu situasi atau kondisi yang diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang, objek yang diramalkan dapat meliputi apa saja. Jadi Peramalan adalah upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Analisa kebutuhan yang akan datang sering disebut Peramalan atau Forecasting. Tujuan dari Analisa kebutuhan adalah untuk melihat atau memperkirakan prospek ekonomi atau kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut.

Peramalan dilakukan untuk melihat pola tingkah laku dari urutan kejadian ekonomi dan kebijaksanaan pemerintah sehingga diperoleh informasi perkiraan mengenai:

1. Perencanaan skala produksi, pemasaran, anggaran dan biaya produksi serta cashflow.

2. Kebutuhan suatu kegiatan usaha di masa yang akan datang.

3. Waktu untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan skala produksi, pemasaran dan target produksi.

Karakteristik ramalan yang baik

1. Ketelitian

Terlalu besar ® Inventory tinggi

Terlalu kecil ® Lost sale/ profit/ konsumen

2. Ongkos

Model Simple ® Ongkos murah

Model Canggih ® Effort besar, Ongkos mahal

3. Response

Ramalan harus stabil, tidak mudah terpengaruh oleh fluktuasi demand

4. Simple

Teknik peramalan harus sederhana untuk menghindarkan salah intreprestasi

Prinsip - prinsip peramalan adalah sebagai berikut :

1. Ramalan akan selalu mengandung error

2. Kesalahan harus terukur

3. Ramalan satu famili produk lebih teliti dari pada end item

4. Ramalan jangka pendek lebih teliti dari pada ramalan jangka panjang

Ukuran kesalahan peramalan :

Kesalahan (error) adalah besarnya penyimpangan antara aktual dengan hasil ramalan.

et = Xt - Ft

Dua macam ukuran kesalahan yaitu :

1. Ukuran Statistik

2. Ukuran Relative

Empat macam cara menentukan ukuran kesalahan secara statistik, yaitu :

J MEAN ERROR/DEVIATION (ME / MD)

J MEAN ABSOLUTE ERROR/DEVIATION (MAE / MAD)

J SUM OF SQUARE ERROR (SSE)

J MEAN SQUARED ERROR (MSE)

J STANDARD DEVIATION OF ERROR (SDE)

J PERCENTAGE ERROR (PE)

J MEAN PERCENTAGE ERROR (MPE)

J MEAN ABSOLUTE PERCENTAGE ERROR (MAPE)

Dari segi teknis proyeksi peramalan, metode diklasifikasikan dalam dua cara :

1. Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif dapat digunakan jika tersedia data masa lalu, dari data tersebut dicari pola hubungan yang ada. Metode ini cocok digunakan pada kondisi yang statis, jelas dan tidak memerlukan Human mind. Dengan metode ini, ketelitian ramalan dapat diprediksi sejak awal sebagai bahan pengambilan keputusan. Atas dasar tersebut metode kuantitaif lebih disukai.

Metode Kuantitatif dikelompokan menjadi dua yaitu :

a. Teknik secara Time Series

Metode ini digunakan untuk kondisi dimana kita tidak dapat menjelaskan faktor apa yang akan dapat menyebabkan terjadinya event yang diramalkan (Black Box), sehingga waktu yang dianggap sebagai variabel terjadinya event tersebut.

Metode Time Series dapat dikelompokkan menjadi:

1) Metode Avareging

(Mean Single / Double Exponential Smoothing)

ù Dipakai untuk kondisi dimana setiap data pada waktu yang berbeda mempunyai bobot yang sama sehingga fluktuasi random data dapat diredam dengan rata-ratanya

ù Apabila tidak semua data masa lalu dapat mewakili asumsi pola data berlanjut terus dimasa yang akan datang, maka dapat dipilih sejumlah periode tertentu saja (misal 6 periode)

ù Apabila ternyata periode yang relevan adalah N periode terakhir maka rata-rata dapat dihitung dengan N periode yang berbeda.

ù Hasil perataan ini disebut dengan moving average

ù Apabila ternyata datanya stationer, single moving average cukup baik untuk meramalkan keadaan

ù Jika ternyata data tidak stationer, mengandung pola trend , maka dilakukan moving average pada hasil average pada hasil single moving everage .

ù Hasil parataan disebut dengan double moving average

ù Biasa dipakai untuk peramalan jangka pendek

2). Metode Smoothing

(Single / Double / Triple Exponential Smoothing)

ù Dipakai pada kondisi dimana bobot data pada perioda yang satu berbeda dengan data pada perioda sebelumnya dan membentuk fungsi exponensial sehingga disebut exponensial smoothing

ù Apabila pola datanya stationer, single exponensial cukup baik untuk meramalkan keadaan

ù Apabila data tidak stationer, mengandung pola trend, maka dilakukan smoothing pada hasil single exponensial smoothing. Hasil smoothing ini disebut double exponensial smoothing

ù Apabila selain pola trend juga mengandung pola siklik, perlu dilakukan smoothing pada hasil double exponensial smoothing. Hasilnya disebut dengan triple exponensial smoothing

ù Baik untuk peramalan jangka pendek, dan banyak item yang harus diramalkan (karena mudahnya).

3).Metode Dekomposisi

(Ratio To Moving Avarage Sensus)

ù Pada metode average dan smoothing, perilaku pola data tidak diamati secara tersendiri, sebab yang dilakukan adalah menghaluskan randomnes data bukan polanya. Kekurangan ini diperbaiki pada metode dekomposisi

ù Cukup baik untuk jangka pendek dengan jumlah item sedikit

ù Cara ini lebih sulit dari cara terdahulu, tapi cakupannya lebih luas

4) Metode Simple Regresi

ù Pada dasarnya metode simple regresi berusaha mencari fungsi hubungan antara sebab (dalam hal waktu) dengan akibat

ù Diasumsikan waktu mempunyai hubungan linier dengan ramalan dan pola akan terus berlanjut, sehingga dari fungsi yang terbentuk dapat ditentukan ramalan dimasa datang dengan cara extrapolasi

ù Dapat dipakai untuk ramalan jangka panjang

5). Advanced Time Series

(Box Jenkin)

ù Disebut metode ARIMA (Auto Regresive Intregated Moving Average)

ù Pada dasarnya hampir sama dengan dekomposisi, hanya mengidentifikasikan perilaku pola datanya digunakan metode statistika canggih untuk meningkatkan ketelitian

ù Memerlukan keahlian khusus, dan cukup baik untuk peramalan jangka panjang

b.Teknik Secara Deterministik (Causal)

Metode ini dipakai untuk kondisi dimana variabel penyebab terjadinya item yang akan diramalkan , sudah diketahui. Hubungan sistem sebab-akibat dapat digambarkan sebagai berikut :

Model-model yang sering digunakan adalah :

ù Antisipation Surveys

ù Input-Output Model

ù Loading Indicator

ù Econometric Model

2. Metode Kualitatif

Digunakan jika tidak tersedia data masa lalu karena alasan sebagai berikut :

· Tidak tercatat

· Yang diramalkan adalah hal yang baru

· Situasi telah berubah

· Situasi yang memerlukan Human Mind

· Kesalahan peramalan tidak dapat diprediksi

Metoda Kualitatif dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

ù Metode subjektif : Upaya untuk memperkirakan keadaan yang akan terjadi berdasarkan pendapat subjective yang dapat berasal dari individu, group, pimpinan atau market.

ù Metode exploratory : Upaya untuk menggali kondisi apa yang dapat terjadi setelah mendefinisikan batasan-batasan yang ada.

ù Metode normatif : Upaya menggambarkan apa yang mungkin terjadi berdasarkan norma yang berlaku.

Beberapa teknik kualitatif yang sering dipergunakan adalah :

ù Teknik Delphi Method

ù Teknik Market Research

ù Teknik Panel Consesus

ù Teknik Visiinary Analogne

ù Teknik Kurva S

ù Teknik Management Decision

Metode kualitatif biasanya dipakai untuk meramalkan lingkungan dan teknologi, karena kondisi tersebut berbeda dengan kondisi perekonomian dan pemasaran. Oleh karena itu metode kualitatif sering disebut dengan tecnological forcasting. Metode peramalan yang digunakan dalam praktikum Sistem Produksi ini adalah :

1) Double Exponensial Smoothing (Metoda Brown)

Dasar pemikiran dari pemulusan eksoponential linear dari Brown adalah serupa dengan rata - rata bergerak linear, karena kedua nilai pemulusan tunggal dan ganda ketinggalan dari data yang sebenarnya bilamana terdapat unsur trend. Perbedaan antara nilai pemulusan tungggal dan ganda dapat ditambah pada nilai pemulusan tunggal dan disesuaika untuk trend. Persamaan yang dipakai dalam implementasi pemulusan eksponential linear satu parameter dari Brown adalah sebagai berikut :

Ft+m = at + bt.m

S’t = a.Xt + (1 - a)S’t-1

S”t = a. S’t + (1 - a)S”t-1

at = 2S’t - S”t

bt = (a/1-a)( S’t - S”t)

Dimana :

St = nilai exponential smoothing tunggal

St = nilai exponential smoothing ganda

m = jumlah periode kemuka yang diramalkan

F t+m = Ramalan m perioda kemuka

Pada periode pertama (t = 1) besar S(t-1) dan S(t-1) tidak diketahui, untuk itu ditetapkan besar S(t-1) dan S(t-1) sama dengan besar demand pada periode pertama (Xt), atau dengan menggunakan nilai rata-rata dari beberapa nilai demand pertama sebagai titik awal.

Jenis masalah inisialisasi ini muncul dalam setiap metoda pemulusan (smoothing) eksponential. Jika parameter pemulusan a tidak mendekati nol, pengaruh dari proses inisialisasi ini dengan cepat menjadi kurang berarti dengan berlalunya waktu. Tetapi jika a mendekati nol, proses inisialisasi tersebut dapat memainkan peranan yang nyata selama perioda waktu kemuka yang panjang.

2). Metoda Simple Regresi

Peramalan dengan menggunakan simple regresi (regresi sederhana), yaitu setiap periode dan data demand (event) digambarkan sebagai suatu titik (X,Y). Dimana X sebagai variabel waktu (perioda), sedangkan Y adalah event yang akan diramalkan. Adapun persamaan metoda ini adalah :

Yt = a + b(t)

Dimana : Yt : Besar ramalan pada perioda ke t

a : Intercept

b : Kemiringan (Slope)

3) Double Exponential Smoothing Dua Parameter dari Holt

Metode pelumusan eksponensial linear dari Holt dalam prinsipnya serupa dengan Brown kecuali bahwa Holt tidak menggunakan rumus pemulusan berganda secara langsung. Sebagai gantinya, Holt Memuluskan nilai trend dengan parameter yang berbeda dengan parameter yang digunakan pada deret yang asli. Ramalan dari pemulusan eksponensial linear Holt didapat dengan menggunakan dua konstanta pemulusan (dengan nilai antara 0 dan 1) dengan tiga persamaan yaitu :

St = a Xt + ((1-a) x (St-1 + bt-1))...........(1)

bt = g(St - St-1) + g(bt - 1).................(2)

Ft+m = St + (bt x m)...................(3)

Dimana :

St = Data Pemulusan pada periode t

bt = Trend Pemulusan pada periode t

Ft+m = Peramalan pada periode t + m

Persamaan (1) menyesuaikan St secara langsung untuk trend periode sebelumnya, yaitu b(t-1), dengan menambahkan nilai pemulusan yang terakhir yaitu S(t-1) . Hal ini membantu menghilangkan kelambatan dan menempatkan St ke dasar perkiraan nilai data saat ini.

Persamaan ke (2) meremajakan trend, yang ditunjukkan sebagai perbedaan antara dua nilai pemulusan terakhir. Hal ini tepat, karena jika terdapat kecenderumgan di dalam data, nilai yang baru akan lebih tinggi atau lebih rendah daripada nilai yang sebelumnya, mungkin masih terdapat sedikit kerandoman, maka hal ini dihilangkan oleh pemulusan dengan g (gamma) trend pada periode akhir St - St-1 dan menambahkannya dengan taksiran trend sebelumnya. dikalikan dengan (1- g). Terakhir, persamaan (3) digunakan untuk ramalan kemuka yang diramalkan (m), dan ditambahkan pada nilai dasar (St).

4) Metoda Kuadratik Satu Parameter dari Brown

Sebagaimana halnya dengan pemulusan eksponensial linear yang dapat digunakan untuk meramalkan data dengan suatu pola trend dasar, bentuk pemulusan yang lebih tinggi dapat digunakan apabila dasar pol datanya adalah kuadratik, kubik, atau orde yang lebih tinggi. Untuk berangkat dari pemulusan kuadratik, pendekatan dasarnya adalah memasukkan tingkat pemulusan tambahan (smoothing tripel) dan memberlakukan persamaan peramalan kuadratik.

Persamaan untuk pemulusan kuadratik yaitu :

St = aXt + (1-a)St-1 (Pemulusan Pertama)

S’’t = a S + (1-a)S’’t-1 (Pemulusan kedua)

S’’’t = a S’’ + (1-a)S’’’t-1 (Pemulusan Ketiga)

at = 3S’t - 3S’’t + S’’’t

bt = [(6-5a)S’t - (10 - 8a)S’’t + (4 - 3a)S’’’t]

ct = (S’t - 2S’’t + S’’’t)

Ft+m = at + btm + ctm2

Persamaan yang dibutuhkan untuk pemulusan kuadratik sangat lebih rumit dibanding persamaan untuk pemulusan tunggal dan linear. Walaupun demikian pendekatannya dalam mencoba menyesuaikan nilai ramalan sehingga ramalan tersebut dapat mengikuti perubahan trend kuadratik adalah sama.

5) Metode Kecenderungan dan Musiman Tiga Parameter dari Winter

Metode Winter didasarkan atas tiga persamaan pemulusan, yaitu satu untuk unsur stationer, satu untuk trend, dan satu untuk musiman. Hal ini serupa dengan metode Holt, dengan satu persamaan tambahan untuk mengatasi musiman.

Persamaan dasar untuk metode Winter yaitu sebagi berikut :

St = + (1-a)(St-1 + bt-1 ) Pemulusan Keseluruhan

bt = g (St - St-1 ) + (1 - g) bt-1 Pemulusan Trend

It = + (1 - b) It-1 Pemulusan Musiman

Ft+m = (St + btm) It-L+m Ramalan

dimana :

L : panjang musiman (misal jumlah bulan atau kuartal dalam satu tahun)

b : komponen trend

I : faktor penyesuaian musiman

Ft+m : Ramalan untuk m periode ke muka

Persamaan untuk pemulusan musiman dapat dibandingkan dengan indeks musiman yang merupakan ratio antara nilai sekarang dari deret data, Xt, dibagi dengan hasil pemulusan tunggal yang sekarang untuk deret data tersebut, St . Jika Xt lebih besar dari St maka ratio tersebut akan lebih besar dari 1, sedangkan jika Xt lebih kecil dari St maka ratio itu akan lebih kecil daripada 1.

Untuk memahami metode ini kita perlu menyadari bahwa St merupakan nilai pemulusan (rata-rata) dari deret data yang tidak termasuk unsur musiman. Dan juga bahwa Xt mencakup adanya kerandoman dalam deret data. Untuk menghaluskan kerandoman ini, persamaan pemulusan musiman membobot faktor musiman yang dihitung paling akhir dengan b dan angka musiman paling akhir pada musiman yang sama dengan (1-b). (Faktor musiman sebelum ini dihitung dari periode t - L, karena L adalah panjang musiman).

Persamaan pemulusan trend tepat sama dengan persamaan (2) dari metode Holt untuk pemulusan trend. Persamaan pemulusan keseluruhan berbeda sedikit dengan persamaan (1) metode Holt dimana unsur pertamanya dibagi dengan angka musiman It-L . Hal ini dilakukan untuk menghilangkan musiman. Penyesuai ini dapat digambarkan dengan memperhatikan kasus di mana It-L lebih besar dari 1, yang terjadi pada saat nilai periode t - L lebih besar dari rata-rata dalam musimannya. Membagi Xt dengan bilangan yang lebih besar dari 1 ini menghasilkan suatu nilai yang lebih kecil daripada nilai semula.

Salah satu masalah dalam menggunakan metode Winter yaitu dalam menentukan nilai-nilai untuk a, b, g tersebut yang akan meminimumkan MSE atau MAPE. Pendekatan untuk menentukan nilai ini biasanya secara coba salah (trial and error).

1.3 Pemasaran

Pasar adalah tempat dimana transaksi jual beli barang maupun jasa terjadi antara produsen dan konsumen. Pasar yang menjadi aspek yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, dalam memasarkan hasil-hasil produksinya di masa yang akan datang, maka aspek yang perlu diteliti adalah kedudukan produk yang direncanakan pada saat ini, komposisi dan perkembangan permintaan produksi dari masa yang lampau hingga sekarang, proyeksi permintaaan di masa yang akan datang, sistem distribusi, rencana jumlah produksi market share, rencana penjualan dan peranan pemerintah dalam menunjang perkembangan pemasaran produksi. Dengan demikian dapat diatur jumlah produksi yang dapat diserap oleh pasar.

Plot Data

Plot data adalah langkah awal untuk mengetahui metoda peramalan yang akan digunakan dalam perhitungannya.

Macam - macam plot data sebagai berikut :

1. Plot data Stationer

2. Plot data yang membentuk linear

3. Plot data yang membentuk suatu trend dan siklik

Market Potensial

Market potensial adalah peluang yang tersedia dan potensial untuk dikuasai sebagai tempat untuk memasarkan produk.

Market Share

Market share adalah kondisi yang menunjukan seberapa besar pasar yang mungkin digunakan untuk memasarkan produk kita.

1.4 Routing Sheet

Routing sheet digunakan untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan dan juga untuk menghitung jumlah parts yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh sejumlah produk jadi yang diinginkan.

Data yang dibutuhkan dalam routing sheet :

1. Kapasitas Mesin

2. Persentase Scrap

3. Effisiensi Mesin

Routing Sheet berisi tentang:

ù Nomor, Nama, dan Jumlah Part

ù Nomor dan urutan-urutan aktivitas

ù Mesin dan peralatan yang digunakan

ù Waktu dan jumlah produksi

Contoh tabel Routing Sheet:

No.

Opr.

Desripsi

Mesin/

Alat

Produk

Mesin/

Jam

% Scrapt

Bahan

Diminta

Bahan

Disiapkan

Eff.

Mesin

(%)

Keb.

Mesin

Teoritir

Keb.

Mesin

Aktual

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

Cara pengisian Routing Sheet:

ù Untuk mengisi kolom (1) s.d. (5), menggunakan data yang ada dalam OPC yang telah dibuat.

ù Untuk mengisi kolom (6), terlebih dahulu mengisi jumlah produk akhir yang diinginkan pada setiap akhir aktivitas dengan KPT.

ù Kolom (7), diisi dengan jumlah produk yang harus disiapkan pada awal aktivitas dengan memperhitungkan %scrapt yang terbuang pada aktivitas yang bersangkutan

ù (7) =

ù (8) =

ù (9) =

ù Kolom (10) merupakan pembulatan ke atas dari kolom (9).

1.5 Multi Product Process Chart (MPPC)

Setelah kita memahami permasalahan OPC dan Routhing Sheet maka langkah selanjutnya adalah pengisian tabel MPPC, dimana dalam pengisian tabel ini terlebih dahulu harus mengetahui OPC dan Routhing Sheet.

Multi Product Process Chart (MPPC) adalah suatu diagram yang menunjukkan urutan-urutan proses untuk masing-masing komponen yang akan diproduksi. Informasi yang dapat diperoleh dari MPPC ini adalah jumlah mesin aktual yang dibutuhkan.

Contoh Tabel MPPC :

Deskripsi Peralatan

Nomor Komponen

Jumlah

Jumlah

100

200

300

Mesin Teoritis

Mesin Aktual

Receiving

Meja Fabrikasi

Mesin Penghalus

Shipping

Komentar Anda

Tulislah dengan kata - kata Sopan

KENANGAN